2000 tahun yang lalu Bangsa Romawi melakukan penaklukan kota London dan menyadari potensi Sungai Thames sehingga membangun sebuah jembatan untuk menghubungkan seluruh bagian Kota London.
Pada tahun 60 M Romawi dan London lama hancur. Akan tetapi kemudian Romawi membangun kembali London dengan konsep baru, yaitu kota di dalam sebuah tembok, dalam Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota disebut ‘Cijtadel’ setinggi 3m dan sepanjang 6m.
Nama London sendiri diduga berasal dari sebuah batu bertuliskan LONDON yang ditemukan saat dilakukan penggalian dalam rangka rekonstruksi kota London.
London sebagai salah satu kota termodern di dunia saat ini dulunya tidak lepas dari banyaknya bencana yang menimpa.
Bencana pertama terjadi sekitar tahun 1348. Saat sebuah kapal yang berlabuh di kota ini membawa banyak tikus yang menyebabkan wabah pes melanda. Penyakit ini menjadi fenomenal saat itu karena telah menewaskan kurang lebih 30 ribu jiwa.
Pada tahun 1850 pembangunan London yang mulai lalai akibat pertumbuhan penduduk yang pesat menyebabkan saluran pembuangan kota tersumbat sehingga semua pembuangan dan kotoran meluap ke Sungai Thames dan menyebabkan terjadinya wabah kolera. Wabah tersebut akhirnya dapat diatasi oleh Basseljiet dengan membuat saluran pembuangan yang berada di bawah tanah.
Sungai Thames yang banyak membantu London ternyata pernah juga mengkhianatinya. Akibat permukaan air laut yang pasang sungai tersebut akhirnya ikut meluap dan menewaskan banyak warganya.
Situasi mencekam kemudian terjadi di London pada tahun 1940, tepatnya pada tanggal 7 September ketika Kota London dibom oleh NAZI dan hancur seketika.
Kehancuran London saat itu tidak berhenti begitu saja, saat sedang dalam masa perbaikan, pada tahun 1966 Thomas Ferenord melakukan kelalaian dengan lupa mematikan perapian sehingga membakar London. Tidak kurang dari 13 ribu rumah tersapu habis oleh bara api. Akan tetapi ternyata kebakaran ini juga mengakhiri wabah pes karena berhasil membunuh para tikus.
Seorang arsitek kenamaan Sir Christopher Ren berinisiatif untuk membangun kembali kota London sesuai rancangannya. Akan tetapi karena kalah dalam hal politik akhirnya rencana tsb tidak dapat terlaksana. Satu-satunya mimpi yang berhasil dia wujudkan adalah berdirinya Catedral St, Paul’s.
Arus perdagangan melalui jalur laut semakin padat, sehingga makin banyak kapal yang datang dan berlabuh di London. Pelebuhan kemudian diperluas dan dibentuklah Jembatan Milenium pada tahun 2002 yang di atasnya terdiri dari banyak bangunan. Jembatan ini menggunakan metode Starling.
Saat kapal-kapal besar mulai banyak yang berdatangan, metode Starling ini dirasa kurang efektif karena menghalangi masukbnya kapal besar. Akhirnya dibuat Tower Bridge, yaitu jembatan yang dapat membuka dan mentup selama 1 menit untuk mempermudah masuknya kapal-kapal besar ke Kota London.
London memiliki banyak sekali orang-orang berbakat yang selalu tetap ingin bangkit di kala keterpurukan. Hal inilah yang patut kita teladani untuk dapat menjadi sebuah bangsa dan negara besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar