OSPEK YANG SALAH
Sebelumnya mohon maaf apabila dalam tulisan saya ini ada pihak-pihak yang merasa tersindir, saya tidak bermaksud apa-apa hanya ingin membagi opini saya mengenai Ospek.
Ospek biasa kita alami mungkin sejak masuk bangku SMA. Berdandan aneh dan cupu lalu disuruh jalan kaki, sudah pasti dilihat oleh orang banyak dan bahkan tak jarang menjadi bahan ejekan.
Perasaan campur aduk waktu itu akan kita alami saat kita naik lagi ke jenjang perkuliahan. Awal menjadi mahasiswa baru merupakan awal dari sebuah perjuangan. Setelah kita berhasil lolos dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru kita masih diuji lagi agar dapat lolos dari proses Ospek.
Memang seperti yang telah kita ketahui, peraturan-peraturan serta kebijakan-kebijakan baru telah dibuat oleh pihak universitas dalam rangka mengawal proses ini. Namun tetap saja terjadi beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh para senior terhadap Maba. Saya ambil suatu contoh, peraturan sebuah universitas jelas dengan tegas menyatakan bahwa "Maba bukan obyek, apabila senior menyuruh Maba melakukan sesuatu maka senior yang menyuruh tsb juga harus melakukan hal yang sama". Akan tetapi pada kenyataannya hal itu hampir tidak mungkin dilakukan oleh para senior.
Sebagian dari kita mungkin ada yang tau istilah-istilah seperti:
"Pasal 1 : Senior selalu benar, Pasal 2 : Jika senior salah maka lihat pasal 1" , Saya rasa Ospek bukan sekedar ajang menunjukkan kekuasaan.
"Dulu kami lebih parah dari ini dek, kalian tuh belum ada apa-apanya dibanding kami dulu, nikmatin aja dek biar kalian juga ngrasain apa yang kami rasain" , Mereka yang berpikiran seperti ini mungkin khilaf, Ospek bukan sarana balas dendam.
"Dari dulu sampai sekarang peraturan itu udah ada, tradisi, mau nggak mau enak nggak enak kalian wajib ngalamin" , Apakah tradisi yang keliru tetap harus dipertahankan?
Demikian pendapat saya mengenai Ospek yang keliru. Sekali lagi mohon maaf apabila tulisan ini mengganggu beberapa pihak, tidak ada unsur kesengajaan di dalamnya. Terimakasih :)